Bangkai adalah binatang yang mati dengan tidak melalui penyembelihan
syar'I, seperti binatang yang mati karena tercekik, jatuh dari tempat
yang tinggi, terkena benturan keras dan lain-lainnya, yang kesemuanya
menyebabkan darah membeku di dalam tubuh dan menggumpal dalam
urat-uratnya, sehingga dagingnya tercemar oleh asam urat yang beracun.
Di samping itu, bangkai juga mengandung racun yang dikeluarkan dari
tubuhnya, sehingga tubuhnya membusuk. Berbeda dengan binatang yang
disembelih secara syar'I, maka setelah disebut nama Allah, hewan tadi
dipotong urat nadi lehernya, sehingga seluruh darahnya ke luar, jadi
hewan tersebut mati karena kehabisan darah, sehingga dagingnya segar dan
tidak terkena zat-zat yang beracun.
Selain itu, Islam menganjurkan penyembelihan dengan pisau tajam.
Ternyata dengan ketajaman pisau, binatang sembelihan bisa mati lebih
cepat tanpa merasakan kesakitan yang berarti, ini mengakibatkan
dagingnya menjadi lebih sehat. Karena pisau tajam tadi akan memotong
dengan sempurna pembuluh darah yang mengalirkan darah menuju ke
syaraf-syaraf otak yang bertugas mendeteksi rasa sakit. Sehingga
binatang tersebut tidak merasakan kesakitan. Kalau terlihat binatang
tersebut kejang-kejang dan meronta ketika disembelih itu hakikatnya
bukan karena rasa sakit, tetapi lebih karena reaksi dari otot-otot yang
mengalami kontraksi dan relaksasi akibat berkurangnya darah secara
drastis.
Penelitian di Jerman yang dilakukan oleh Prof Wilhelm Schulze dan Dr.
Hazim di School of Veterinary Medicine, Hannover University menemukan
bahwa cara menyembelih yang diajarkan Islam dengan pisau yang tajam
ternyata jauh lebih baik dan lebih manusiawi dibanding dengan cara-cara
lain, bahkan yang paling modern-pun, seperti cara bolt stunning (alat
yang menembus tengkorak hingga otak) yang ternyata menyebabkan rasa
sakit yang luar hebat pada binatang.
Penelitian tersebut menggunakan alat EEG (untuk mendeteksi gelombang
otak) dan alat ECG (untuk mendeteksi detak jantung). 3 detik setelah
penyembelihan tidak ada perubahan pada grafik EEG, ini menunjukkan bahwa
tidak ada rasa sakit sama sekali ketika binatang tersebut disembelih, 3
detik kedua pada grafik EEG menunjukkan tidak sadar diri, ini karena
darah yang keluar dari tubuh binatang tersebut sangat banyak. Setelah
itu grafik EEG menunjukkan zero level, yaitu bahwa binatang tersebut
tidak merasakan sakit ketika disembelih. Subhanallah.
Apa hubungannya dengan penyakit asam urat dan kwalitas daging? Lha,
ketika disembelih ternyata jantung binatang masih berdetak, tubuh
mengejang mengeluarkan darah secara maksimal, tapi otak sudah tidak
sadar. Ini menyebabkan daging tidak tercampur dengan darah yang
mengandung asam urat yang beracun.
Berbeda dengan sistem bolt stunning yang menghentikan detak jantung
binatang ketika otak masih merasakan sakit yang luar biasa, ditambah
dengan tidak kejangnya tubuhnya, sehingga darah masih tersumbat di
dalam, dan ini mengakibatkan darah tercampur dengan racun-racun
berbahaya.
Kemudian penyembelihan secara syar'I dilakukan pada leher saja,
sehingga yang rusak hanya pada daerah leher, dan tidak merembet ke
organ lain. Berbeda jika binatang yang mati dengan cara lain seperti
terbentur atau terkena pukulan, yang menyebabkan salah satu organ
tubuhnya rusak, sehingga pembuluh darah akan membeku dalam organ
tersebut. Dan tentunya mengandung asam urat yang akan meracuni daging
begitu cepat.
Rabu, 19 Desember 2012
Bangkai dan Asam Urat
Related Posts
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar