"Bukan setiap orang yang berseru kepadaku : Tuhan, Tuhan! Akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di Sorga." (Matius 7:21)...... "Yesus berkata: Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel", (Matius 15:24)

Selasa, 01 Januari 2013

Musa Memulai

Pemanasan sederhana! Inikah bagaimana Tuhan berbicara? Silahkan bandingkan 5 ayat Injil ini dengan 4 ayat Al-Qur'an yang disalin ulang di bawah ini.
Dalam penggambaran Al-Qur'an, Musa Alaihis-salam sangat membutuhkan dua hal sewaktu berfikir di Sinai dengan jamaah dan keluarganya. Dia menginginkan 'api' untuk memasak dagingnya, dan 'petunjuk' menuju beberapa komunitas yang ramah di padang pasir. Allah membentangkan rencananya. Musa Alaihis-salam dibuat 'memulai' misinya dari ilusi pembakaran batu bara menuju kenyataan tentang pembakaran api spiritual dalam jiwa manusia selama ribuan tahun dan sebuah petunjuk yang benar sebagai penuntun manusia.
'Api' yang dilihat Musa Alaihis-salam, bukanlah api biasa. Baginya berarti sebuah cahaya api miliknya sendiri yang mudah, api tersebut juga menunjukkan kehadiran manusia lain yang darinya ia dapat memperoleh informasi dan petunjuk.
"Maka ketika ia datang ke tempat api itu ia dipanggil, 'Hai Musa. Sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu, sesungguhnya kamu berada di lembah yang suci, Thuwa." (QS. Tha-haa: 11-12).
Sejarah spiritual Musa Alaihis-salam berawal di sini dan ini merupakan kelahiran spiritualnya. Dalam istilah Injil --'Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini!' Ini adalah bagaimana Tuhan berbicara kepada Daud Alaihis-salam tentang pertemuannya, pada kitab Mazmur 2: 7.
Keseluruhan bagian Al-Qur'an di atas penuh arti gaib yang paling tinggi, direfleksikan dalam ayat-ayat bersajak pendek dalam bentuk asli. Irama dan arti di dalam teks memberi kesan misteri tertinggi. Untuk mempermudah perbandingan ini saya menyalin ulang empat ayat tersebut bersama-sama:
"Apakah telah sampai kepadamu kisah Musa? Ketika ia melihat api, lalu berkatalah ia kepada keluarganya, 'Tinggallah kamu (disini), sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa sedikit daripadanya kepadamu atau aku akan mendapat petunjuk di tempat api itu. Maka ketika ia datang ke tempat api itu ia dipanggil, 'Hai Musa. Sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu, sesungguhnya kamu berada di lembah yang suci, Thuwa'..." (QS. Thahaa: 9-12).
Thuwa adalah lembah tepat dibawah Gunung Sinai, tempat dimana Musa Alaihis-salam selanjutnya menerima hukum. Dalam arti gaib yang sejajar, kita diseleksi dengan cobaan-cobaan dalam kehidupan yang sederhana ini, lembah yang suci dan menerima pujian Tuhan setinggi gunung (Tur) Sinai, kecuali jika kita mempunyai pengetahuan untuk dapat mengetahuinya. Dan, 'terompah' harus dilepas sebagai tanda penghormatan. Dalam arti gaib yang sama, Musa Alaihis-salam sekarang harus menyimpan semua keinginan dan keperluan duniawinya, ia telah dipilih oleh Tuhan Yang Maha Tinggi.








Description: Musa Memulai, Rating: 4.5, Reviewer: Unknown, ItemReviewed: Musa Memulai

0 komentar:

Posting Komentar

Flag Counter